Senin, 22 Desember 2014
Rabu, 19 November 2014
Senin, 08 September 2014
Abdullah Fatoni
Satu lagi Si Pemburu Asa
Abdullah Fatoni, S.Pd, kukenal sebagai seorang guru, atlit, juga perangkat desa yang santun, rendah hati, supel, namun terdapat jendela dunia di dalam lubuk logika dan wawasannya.
Senin, 01 September 2014
Minggu, 17 Agustus 2014
OSIS 4
Ketua OSIS terpilih ( Bagus Oke ) memberikan sambutannya
Dari kiri : Uswatun Hasanah (Bintang Kelas IX), Ananda Regge kelas IX, dan Supriyanti kelas IX
Para mantan Pengurus OSIS
smp muhammadiyah 4 tayu ,memang oke smp muhammadiyah 4 tayu memang oke smp muhammadiyah 4 tayu memang oke smp muhammadiyah 4 tayu memang oke smp muhammadiyah 4 tayu memang oke smp muhammadiyah 4 tayu memang oke
OSIS 3
Ketua OSIS Lama nampak malu-malu ngeong menyampaikan sambutan
Tampak foto sebagian dari peserta rapat
ini adalah foto dari sebagian siswa yang dicalonkan menjadi anggota pengurus OSIS
Calon Pengurus OSIS yang baru
Jangan lewatkan, yang berikut ini gambar yang paling seru. Klik tulisan berikur :
smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu... smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu... smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu
OSIS 2
Bapak Yusuf. TM, sebagai sesepuh menyampaikan sambutan dan arahan kepada para peserta
rapat dan calon pengurus OSIS yang baru. Dalam gambar Pak Yus (begitu panggilan akrabnya)
tidak bersepatu karena kaki kanannya sedang sakit.
Tampak cerah ceria, para kandidat calon pengurus OSIS yang baru
Ini adalah sebagian dari pengurus OSIS lama yang telah purna tugas. Sebagian dari mereka
nampak tak bersemangat karena memperolah julukan "MANTAN".
Peserta rapat sedang berunding untuk menentukan pilihannya
Anda ingin lanjut melihat gambar dokumentasi Reorganisasi Pengurus OSIS
SMP MUhammadiyah 4 Tayu Periode 2014 / 2015..? Klik saja kalimat
di bawah ini
smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu...smp muhammadiyah 4 tayu...smp miuhammadiyah 4 tayu...smp muhammadiyah 4 tayu...smp muhammadiyah 4 tayu...smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu
OSIS 2014/2015
Acara reorganisasi Penguirus OSIS SMP Muhammadiyah 4 Tayu dimulai. Pembawa acara (Supriyanti)
membacakan susunan acara dengan suaranya yang lembut, jelas, namun aduhai......
Para Pembina siswa, dari kiri : Bapak Yusuf. TM (sesepuh), Bapak Lazyiman (KTU/Operator sekolah),
Bapak Imam Kusmanto (Pembina OSIS), Ibu Sundari, S.Pd (Waka), Ibu Umi Khafidzoh, S.Pd (Guru PKn)
Siswa-siswi SMP Muhammadiyah 4 Tayu, mereka adalah para peserta rapat reorganisasi
pengurus OSIS (Yang tampak sedang aktoin adalah Rizal Rusli dan Anif Suparmin,
keduanya siswa kelas IX)
Untuk mengkadirkan gambar yang lain, klik tulisan di bawah ini
smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu smp muhammadiyah 4 tayu
Senin, 04 Agustus 2014
Jumat, 18 Juli 2014
Penampakan
Penampakan Idola SMPM 4 Tayu 2014
Sudah cantik, semampai, bintang kelas lagi, dia ada pada urutan palingu ujung.
Ma'af, bulan puasa, beberapa siswa ada yang ngantuk
Beliau ini adalah idolanya idola, yaitu Bapak Andian Sungkono, S.Pd, KS SMPM 4 Tayu
Yang satu ini namanya Bapak Lasiman, terkenal sebagai Jawaranya SMPM 4 Tayu.
Yang menakuti adalah kumisnya yang tebel sekali.
TRIMA KASIH
SAMPAI JUMPA
8888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
TPQ 2014
RANGKAIAN KEGIATAN MOS SMPM 4 TAYU 2014
Anak-anak sedang konsentrasi belajar Al-Qur'an
Yang sedang mengajarkan TPQ ini adalah Bu Siti Astutik, S.Ag
Ibu Siti Astutik, S. Ag dengan semangat mengajar TPQ kepada anak-anak
Jangan lewatkan, penampakan idola-idola SMPM 4 Tayu, setelah anda klik yang ini. Oke....
4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444
MOS 2014
DOKUMUNTASI
MOS SMP MUHAMMADIYAH 4 TAYU
Tahun Ajaran : 2014 / 2015
Yang sedang menyampaikan ceramah ini adalah Kepala SMP Muhammadiyah 4 Tayu,
beliau adalah Bapak Andian Sungkono, S.Pd
Seorang Tutor muda yang enerjik, beliau adalah Ibu Eny Retnoningsih, S.Pd,
nampak begitu semangat menyampaikan arahan kepada peserta MOS
Anak-anak yang tertib dan bersemangat
Peserta MOS kelimpok 2
Peserta MOS kelompok 3
Peserta MOS sedang asyik nggarap tugas
Anak-anak sedang konsentrasi belajar Al-Qur'an
Anda bisa melihat kegiatan yang lain, klik di sini
....................................................................................................................................................
Senin, 30 Juni 2014
Guru dan Kepala SMP Muh 4 Tayu
Assalamu'alaikum War Wab
Dengan memohon ridho, barokah, taufiq dan hidayah Allah SWT,
perkenankan saya : SIKARANG BATUKAPUR (Makhluk dungu penggembala angin)
mengulas hasrat yang tersirat di dalam niat.
Saya datang dari komunitas pemburu asa yang bersemayam di SMP
Muhammadiyah 4 Tayu, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Saya hadir dengan mengendarai media ini tak lain karena ingin
lebih banyak lagi mengagumi keagungan Allah SWT yang tak terbatas, sehingga
kian jauh saya menerawang misteri Illahi, kian merasa bodoh melebihi
keledai yang tak berbaju.
Lewat media ini saya ingin mengupas apa saja yang mampu saya
kupas, dengan harap jadilah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, setidaknya untuk diri sendiri.
Tak lupa, mengucapkan banyak terima kasih dan smpati yang
sedalam-dalamnya kepada semua yang berkenan merespon jejak saya ini. Smoga
Allah SWT mengabulkannya. Amiin.
Wassalamu'alaikum War Wab.
SMP Muhammadiyah 4 Tayu
Tunggu ulasan profil berikutnnya............................
TERIMA KASIH
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Minggu, 29 Juni 2014
Kuliah Sambil Memulung
Kisah Nyata Perjuangan
Hidup : Kuliah Sambil Memulung
Kisah nyata ini saya ambil dari usaha kreatif
muslim[dot]com. Semoga kisah ini bermanfaat untuk perenungan kita semua,
Aamiin.
Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang tapi,bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat makan saja susah.
Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim dengan seorang pemulung yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang. Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.
Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung ?
Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.
Sekeluarga ?
Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3 sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus. Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.
***
Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak 40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral bekas dengan menggunakan karung.
Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu, bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan Ancol.
Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti gelas dan botol mineral bekas.
Berapa banyak hasil yang bisa dipungut ?
Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari sekitar 2 kiloan.
Kalau dirupiahkan?
Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.
Apa segitu cukup buat 9 orang per hari ?
Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.
***
Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di malam hari.
Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah. Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.
Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.
Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan hiruk pikuk pesta.
Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu, barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari biasa.
Ming Ming tidak malu jadi pemulung ?
Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa. Nggak malu lagi.
Dari mana Ming Ming belajar Islam ?
Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.
Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.
Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?
Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.
***
Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.
Ming Ming kuliah di mana ?
Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.
Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah ?
Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus kuliah.
Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.
***
Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia bertekad kuat bisa masuk kuliah.
Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.
Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah. Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.
Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi pemulung.
Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.
Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah ?
Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim. Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.
Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.
Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi ?
Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh modal lumayan besar.
Cita-cita Ming Ming ?
Saya ingin menjadi da’i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN) [Sumber : Era Muslim]
Naahhh…
Bagaimana dengan kita ?
Masihkah kita mengeluh dan tidak bersyukur dengan tidak memaksimalkan potensi yang ada pada diri ?!